Selasa, 01 September 2015

Mengapa Cincin dikenakan di Jari Manis?

Pada kebanyakan budaya Barat, cincin kawin dikenakan di jari keempat (jari manis atau ring finger) tangan kiri. Menurut Wikipedia , di Amerika Serikat dulu cincin kawin hanya dikenakan oleh para istri, tapi sejak abad ke-20, cincin kawin dikenakan oleh suami dan istri.

Sampai saat ini, belum ada yang tahu pasti sejak kapan tradisi cincin kawin ini dimulai. Ada yang percaya kalau tradisi pertukaran cincin kawin berasal dari zaman Mesir kuno, sekitar 4.800 tahun yang lalu.
Bentuk lingkaran dari cincin menjadi simbol keabadian, karena potongannya yang tanpa akhir. Makna ini dipercaya bukan hanya oleh orang Mesir, tapi juga budaya kuno lain. Lubang di tengah cincin pun juga memiliki makna, bukan hanya dianggap sebagai ruang, tapi juga pintu gerbang yang mengarah ke hal-hal maupun kejadian yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui. Dengan memberikan wanita sebuah cincin menandakan cinta yang abadi dan tanpa akhir.
Material cincin sendiri sudah mengalami berbagai perkembangan, mulai dari rumput yang dipilin, kulit, tulang, gading, sampai sekarang logam. Semakin mahal bahan material cincin, semakin besar cinta yang ditunjukkan pada si penerima. Selain itu, nilai dari sebuah cincin juga menunjukkan kekayaan dari si pemberi.

Masyarakat Romawi juga kemudian melakukan tradisi ini tapi dengan cara mereka sendiri. Alih-alih memberikan cincin pada wanita sebagai simbol cinta, mereka memberikan cincin sebagai simbol kepemilikan. Pria Romawi mengklaim wanita mereka dengan memberikan cincin. Cincin pertunangan Romawi terbuat dari besi dan disebut “Annulus Pronubus”, yang menyimbolkan kekuatan dan keabadian. Ada juga yang bilang kalau masyakat Romawi adalah pihak pertama yang membuat grafir atau ukiran pada cincin.



Kaum Kristen menggunakan cincin dalam upacara perkawinan mulai sekitar tahun 860. Namun cincin yang mereka kenakan dulu juga tidak sesederhana sekarang, melainkan dihiasi dengan grafir burung merpati, kecapi, atau dua tangan yang bertautan.

Dulu cincin perkawinan dikenakan di jari yang berbeda-beda, termasuk ibu jari, bahkan pada kedua tangan kanan maupun kiri. Menurut tradisi yang dipercaya berasal dari masyarakat Romawi, cincin perkawinan dikenakan di jari manis tangan kiri karena adanya vena (pembuluh darah) pada jari tersebut, yang disebut ‘Vena Amoris’ atau ‘Vein of Love’ (Vena Cinta), yang terhubung langsung ke jantung. Tapi teori ini ditepis oleh para ilmuwan. Meskipun demikian, mitos ini masih terus bertahan dan masih dipercaya oleh mereka yang romantis sebagai alasan utama mengenakan cincin pada jari manis kiri.

Teori praktis lain mengenai alasan pengenaan cincin di jari manis kiri adalah karena tangan kiri lebih jarang digunakan sehingga kemungkinan logam untuk bisa melukai jari tangan kiri lebih kecil, mengingat sebagian besar umat manusia tidak kidal. Selain itu, jari manis kiri juga paling jarang digunakan selain kelingking.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar