Kamis, 03 September 2015

Trik Mengetahui Emas Palsu Dengan Mudah


Emas adalah salah satu logam mulia yang ada di dunia selain platinum, perak, palladium, dll. Keberadaan emas di dunia terbatas dan paling dicari daripada logam mulia yang lainnya. Emas digunakan untuk perhiasan dan investasi. Emas adalah logam mulia yang mampu mempengaruhi perekonomian dunia.

Investasi emas sangatlah menggiurkan dimana harga emas yang cenderung stabil dan cenderung naik, memang terkadang harga emas terpuruk akan tetapi hal tersebut hanya berlangsung sebentar saja dan kemudian akan mengalami penguatan lagi. Untuk anda yang akan berinvestasi dengan emas maka anda wajib mengetahui asli atau tidaknya emas yang anda miliki agar investasi anda berhasil di kemudian hari.

Emas yang digunakan untuk berinvestasi tentulah emas 24 karat atau murni, mengapa? karena emas murni harganya mengikuti standard harga dunia dan murni tidak tercampur logam lain, berbeda dengan emas 18 karat atau yang lainnya. Emas 24 karat cenderung diperuntukan untuk berinvestasi sedangkan emas 18 karat dipergunakan untuk perhiasan. jika Emas 24 karat anda terdapat campuran logam lain berarti emas anda tidak memenuhi syarat untuk berinvestasi.

Berikut cara mudah mengetahui emas palsu :

Emas palsu apabila emas didekatkan dengan magnet akan menempel. Karena emas palsu biasanya telah dicampur dengan logam lain seperti nikel , besi, tembaga , perak , kuningan , osmium, dll
  1. Emas palsu apabila dijatuhkan akan terdengar bunyi nyaring. 
  2. Emas palsu bila dicium berbau seperti bau besi. 
  3. Emas palsu apabila digoreskan pada kaca, maka kaca akan tergores.
  4. Emas palsu jika dipakai, akan menimbulkan rasa gatal pada kulit dan kulit menjadi hitam.
  5. Emas palsu bila dicampur dengan zat asam, seperti asam klorida dan asam sulfat, maka akan tampak larutan logam yang lain.
  6. Emas palsu apabila digosokkan pada keramik, maka akan terdapat garis hitam pada keramik.
  7. Emas palsu apabila digosokkan dengan menggunakan jarum, jarum akan bengkok. Emas yang asli bersifat lembut atau lembek .


Pengujian yang paling akurat menggunakan fire essay, dengan melebur emas untuk mengetahui kadarnya secara akurat. Cara ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan dinas perindustrian.

Selasa, 01 September 2015

Mengapa Cincin dikenakan di Jari Manis?

Pada kebanyakan budaya Barat, cincin kawin dikenakan di jari keempat (jari manis atau ring finger) tangan kiri. Menurut Wikipedia , di Amerika Serikat dulu cincin kawin hanya dikenakan oleh para istri, tapi sejak abad ke-20, cincin kawin dikenakan oleh suami dan istri.

Sampai saat ini, belum ada yang tahu pasti sejak kapan tradisi cincin kawin ini dimulai. Ada yang percaya kalau tradisi pertukaran cincin kawin berasal dari zaman Mesir kuno, sekitar 4.800 tahun yang lalu.
Bentuk lingkaran dari cincin menjadi simbol keabadian, karena potongannya yang tanpa akhir. Makna ini dipercaya bukan hanya oleh orang Mesir, tapi juga budaya kuno lain. Lubang di tengah cincin pun juga memiliki makna, bukan hanya dianggap sebagai ruang, tapi juga pintu gerbang yang mengarah ke hal-hal maupun kejadian yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui. Dengan memberikan wanita sebuah cincin menandakan cinta yang abadi dan tanpa akhir.
Material cincin sendiri sudah mengalami berbagai perkembangan, mulai dari rumput yang dipilin, kulit, tulang, gading, sampai sekarang logam. Semakin mahal bahan material cincin, semakin besar cinta yang ditunjukkan pada si penerima. Selain itu, nilai dari sebuah cincin juga menunjukkan kekayaan dari si pemberi.

Masyarakat Romawi juga kemudian melakukan tradisi ini tapi dengan cara mereka sendiri. Alih-alih memberikan cincin pada wanita sebagai simbol cinta, mereka memberikan cincin sebagai simbol kepemilikan. Pria Romawi mengklaim wanita mereka dengan memberikan cincin. Cincin pertunangan Romawi terbuat dari besi dan disebut “Annulus Pronubus”, yang menyimbolkan kekuatan dan keabadian. Ada juga yang bilang kalau masyakat Romawi adalah pihak pertama yang membuat grafir atau ukiran pada cincin.



Kaum Kristen menggunakan cincin dalam upacara perkawinan mulai sekitar tahun 860. Namun cincin yang mereka kenakan dulu juga tidak sesederhana sekarang, melainkan dihiasi dengan grafir burung merpati, kecapi, atau dua tangan yang bertautan.

Dulu cincin perkawinan dikenakan di jari yang berbeda-beda, termasuk ibu jari, bahkan pada kedua tangan kanan maupun kiri. Menurut tradisi yang dipercaya berasal dari masyarakat Romawi, cincin perkawinan dikenakan di jari manis tangan kiri karena adanya vena (pembuluh darah) pada jari tersebut, yang disebut ‘Vena Amoris’ atau ‘Vein of Love’ (Vena Cinta), yang terhubung langsung ke jantung. Tapi teori ini ditepis oleh para ilmuwan. Meskipun demikian, mitos ini masih terus bertahan dan masih dipercaya oleh mereka yang romantis sebagai alasan utama mengenakan cincin pada jari manis kiri.

Teori praktis lain mengenai alasan pengenaan cincin di jari manis kiri adalah karena tangan kiri lebih jarang digunakan sehingga kemungkinan logam untuk bisa melukai jari tangan kiri lebih kecil, mengingat sebagian besar umat manusia tidak kidal. Selain itu, jari manis kiri juga paling jarang digunakan selain kelingking.